Fotosintesis Pada
Tumbuhan
Fotosintesis berasal dari bahasa Yunani, yakni foto dan synthesis.
Foto sendiri diartikan sebagai cahaya sedangkan synthesis merupakan kata yang
bermakna menggabungkan atau penggabungan. Secara sederhana, fotosintesis bisa
diartikan sebagai proses pembuatan makanan yang dilakukan oleh tumbuhan
berwarna hijau dengan melibatkan atau tidak cahaya matahari di dalamnya. Selain
matahari, proses fotosintesis ini juga melibatkan beberapa enzim. Proses
fotosintesis ini biasa dilakukan oleh tumbuh-tumbuhan, umumnya
tumbuhan tingkat tinggi dan beberapa jenis alga juga bakteri dalam rangka
menghasilkan energy berupa nutrisi yang akan digunakan dalam berbagai
aktifitas.
Penemuan
tentang fotosintesis.
Proses fotosintesis telah diketahui sejak tahun 1800-an.
Pada awal tahun 1600-an, seorang dokter dan ahli kimia, Jan van Helmont,
berkebangsaan Flandria (sekarang bagian dari Belgia), melakukan percobaan untuk
mengetahui faktor apa yang menyebabkan massa tumbuhan bertambah dari waktu ke
waktu. Dari penelitiannya, Helmont menyimpulkan bahwa massa tumbuhan bertambah
hanya karena pemberian air. Tapi pada tahun 1720, ahli botani Inggris, Stephen
Hales berhipotesis bahwa pasti ada faktor lain selain air yang berperan. Ia
berpendapat faktor itu adalah udara. Joseph Priestley, seorang ahli kimia dan
pendeta, menemukan bahwa ketika ia menutup sebuah lilin menyala dengan sebuah
toples terbalik, nyalanya akan mati sebelum lilinnya habis terbakar. Ia
kemudian menemukan bila ia meletakkan tikus dalam toples terbalik bersama
lilin, tikus itu akan mati lemas. Dari kedua percobaan itu, Priestley
menyimpulkan bahwa nyala lilin telah “merusak” udara dalam toples itu dan
menyebabkan matinya tikus. Ia kemudian menunjukkan bahwa udara yang telah
“dirusak” oleh lilin tersebut dapat “dipulihkan” oleh tumbuhan. Ia juga
menunjukkan bahwa tikus dapat tetap hidup dalam toples tertutup asalkan di
dalamnya juga terdapat tumbuhan. Pada tahun 1778, Jan Ingenhousz, dokter
kerajaan Austria, mengulangi eksperimen Priestley. Ia menemukan bahwa cahaya
matahari berpengaruh pada tumbuhan sehingga dapat “memulihkan” udara yang
“rusak”. Akhirnya di tahun 1796, Jean Senebier, seorang pastor Perancis,
menunjukkan bahwa udara yang “dipulihkan” dan “merusak” itu adalah karbon
dioksida yang diserap oleh tumbuhan dalam fotosintesis. Tidak lama kemudian,
Theodore de Saussure berhasil menunjukkan hubungan antara hipotesis Stephen
Hale dengan percobaan-percobaan “pemulihan” udara. Ia menemukan bahwa
peningkatan massa tumbuhan bukan hanya karena penyerapan karbon dioksida,
tetapi juga oleh pemberian air. Melalui serangkaian eksperimen inilah akhirnya para
ahli berhasil menggambarkan persamaan umum dari fotosintesis yang menghasilkan
makanan (seperti glukosa).
Proses fotosintesis terdapat pada tumbuhan hijau yang
bersifat autotrof yakni bisa menyusun makanannya sendiri. Melalui daun,
tumbuhan menyerap molekul karbondioksida juga air dalam rangka
menghasilkan gula dan juga oksigen. Kedua senyawa tersebut kemudian akan
digunakan sebagai penyokong pertumbuhannnya. Adapun persamaan rekaksi yang
terjadi dalam proses fotosintesis adalah sebagai berikut:
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2
Tumbuhan yang melakukan proses fotosintesis memerlukan bantuan cahaya matahari. Mereka mampu menyerap cahaya tersebut sebab mereka memiliki zat hijau daun atau klorofil. Klorofil ini sendiri ada di dalam bagian organel bernama kloroplast. Pada bagian daun tumbuhan, terdapat dua lapisan sel yang dinamai dengan mesofil. pada bagian ini terdapat kurang lebih setengah juta kloroplast yang tersebar di setiap millimeter persegi. Cahaya matahari selanjutnya akan melewati lapisan epidermis yang tanpa warna kemudian melaju menuju mesofil. Pada bagian inilah sebagian besar kegiatan fotosintesis berlangsung. Fotosintesis terbentuk dari beberapa proses reaksi yakni reaksi terang (dengan bantuan cahaya matahari) dan reaksi gelap (tanpa cahaya matahari).
Reaksi terang
Pada
reaksi terang terjadi penguraian air pada klorofil dari cahaya matahari
yang disebut fotolisis. Cahaya matahari dibutuhkan sebagai sumber energi
dalam reaksi terang. Di mana sumber energi yang diubah oleh
klorofil menjadi energi kimia dan disimpan dalam bentuk ATP
(Adenosina trifosfat). Klorofil berfungsi sebagai pengantar energi
cahaya menjadi kimia. Reaksi terang menghasilkan ATP dan reduksi
NADPH2.
Reaksi
ini memerlukan molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen
sebagai antena. Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada
warna biru (400-450 nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau
(500-600 nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata
kita sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan
menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang tertentu.
Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energi. Di
dalam daun,
cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada pusat-pusat
reaksi. Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen yang berfungsi aktif sebagai pusat
reaksi atau fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem I. Fotosistem II
terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680
nanometer, sedangkan fotosistem I 700 nanometer. Kedua fotosistem ini akan
bekerja secara simultan dalam fotosintesis, seperti dua baterai dalam senter
yang bekerja saling memperkuat.
Fotosintesis
dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II,
membuatnya melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transpor
elektron. Energi dari elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang
menghasilkan ATP, satuan pertukaran energi dalam sel. Reaksi ini menyebabkan
fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan elektron yang harus segera
diganti. Pada tumbuhan dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron
dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil
ionisasi air ini adalah elektron dan oksigen. Oksigen dari proses fotosintesis
hanya dihasilkan dari air, bukan dari karbon dioksida. Pendapat ini pertama
kali diungkapkan oleh C.B. van Neil yang mempelajari bakteri fotosintetik pada
tahun 1930-an. Bakteri fotosintetik, selain sianobakteri, menggunakan tidak
menghasilkan oksigen karena menggunakan ionisasi sulfida atau hidrogen.
Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya
juga mengionisasi fotosistem I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang
rantai transpor elektron yang akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH.
Reaksi gelap
Pada reaksi
gelap terjadi pengikatan karbondioksida oleh daun. Kemudian karbon dioksida
tersebut diubah menjadi glukosa. Dalam pembentukan glukosa ini diperlukan ATP
yang dihasilkan melalui proses terang. Pada reaksi ini tidak
dibutuhkan sinar matahari, dan terjadi pada bagian stroma pada
kloroplas
ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis
(reaksi terang) memicu berbagai proses biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia
yang terpicu adalah siklus Calvin yang mengikat karbon dioksida untuk membentuk
ribulosa (dan kemudian menjadi gula seperti glukosa). Reaksi ini disebut reaksi
gelap karena tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi
meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya)
Gambar siklus Calvin |
Siklus Calvin berlangsung melalui 3 tahap:
1) Karboksilasi (Fiksasi) CO2
CO2 diikat (fiksasi) oleh senyawa rebulosa bifosfat (RuBP)
yang memiliki atom C sebanyak 5 (C-5), karena hanya mengikat satu atom C (C-1)
maka terbentuk senyawa RuBP dengan atom C sebanyak 6 (C-6) dalam keadaan yang
tidak stabil dan pecah menjadi 2 senyawa gliseraldehid 3-fosfat (G3P).
2) Reduksi
Selanjutnya 2 senyawa gliseraldehid
3-fosfat (G3P) bereaksi dengan ATP, membentuk asam fosfogliseraldehid yang
masih berikatan dengan H2 berasal
dari NADPH2. Siklus reaksinya harus berjalan 3 kali, baru terbentuk hasil akhir
yaitu 6 senyawa gliseraldehid 3-fosfat (G3P).
3)
Regenerasi
Regenerasi atau pembentukan kembali senyawa rebulosa bifosfat
(RuBP) digunakan untuk mengikat CO2. Pembentukan kembali senyawa rebulosa
bifosfat (RuBP) dan pecah menjadi 2 senyawa (G3P) bereaksi dengan ATP membentuk
asam fosfogliseraldehid dan NADPH2. Siklus reaksinya berjalan 3 kali, dan
kembali regenerasi lagi. Jadi untuk membentuk 1 molekul glukosa maka dibutuhkan
sebanyak 6 kali siklus (siklus Calvin)
dengan menangkap sebanyak 6 molekul 6CO2, reaksinya sebagai berikut.
6CO2
+ 6H2O ———> C6H12O6 + 6O
Beberapa faktor yang menentukan
kecepatan fotosintesis:
1.
Cahaya
Komponen-komponen cahaya yang mempengaruhi kecepatan laju fotosintesis adalah intensitas, kualitas dan lama penyinaran. Intensitas adalah banyaknya cahaya matahari yang diterima sedangkan kualitas adalah panjang gelombang cahaya yang efektif untuk terjadinya fotosintesis.
Komponen-komponen cahaya yang mempengaruhi kecepatan laju fotosintesis adalah intensitas, kualitas dan lama penyinaran. Intensitas adalah banyaknya cahaya matahari yang diterima sedangkan kualitas adalah panjang gelombang cahaya yang efektif untuk terjadinya fotosintesis.
2.
Konsentrasi
karbondioksida
Semakin banyak karbondioksida di udara, makin banyak jumlah
bahan yang dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
3.
Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
4.
Kadar
air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup,
menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
5.
Kadar
fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju
fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai
jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
6.
Tahap
pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih
tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini
mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan
makanan untuk tumbuh.
jangan lupa komenya.....
jangan lupa komenya.....
jangan lupah
makasih infonya
BalasHapussangat bermanfaat...
bagus
BalasHapuskerren
BalasHapusi like it
BalasHapussangat bermanfaat... terimakasih
BalasHapusTerimakasi, sangt brmanfaat
BalasHapusmakasih sangat sangat bermanfaat
BalasHapusmakasih penjelasannya jadi dah paham apa itu reaksi gelap dan terang..
BalasHapusmantap boy.....
BalasHapusthx ilmunya
BalasHapusI love ya
BalasHapus@All... sippp... Trimakasih udah mampir..
BalasHapusTrimakasihh infonya..
BalasHapusSayangnya tidak ada gambar reaksi terangnya
BalasHapusmakasih infonya ,cukup dimengerti
BalasHapusbagus bagus
BalasHapusterima kasih, informasinya sangat membantu
BalasHapusTerimakasih banyak
BalasHapusMakasih
BalasHapusTerimakasih banyak
BalasHapusThanks yaaa
BalasHapusterima kasih, bermanfaat buat referensi
BalasHapusdulu waktu kuliah sudah dijelaskan tentang ini, tapi susah pahamnya, sekarang karena harus ngajar ke anak-anak jadi bacanya harus bener bener dengan penuh pemahaman. alhamdulillah setelah membaca artikel ini jadi ngerti, makasih ya
BalasHapusAlhamdulillah mengerti dan sangat bermanfaat
BalasHapus