Proses pengaturan panas tubuh (Termoregulasi)
Proses
pengaturan panas tubuh berkaitan dengan struktur jantung yang dimiliki masing-masing hewan. Jika struktur jantungnya memiliki sekat yang telah sempura maka hewan
tersebut bersifat homoeterem (berdarah panas) & sebaliknya hewan yang belum
memiliki sekat yang sempurna pada jantungnya maka hewan tersebut termasuk
kedalam hewan Poikiloterem (berdarah dingin).
Hewan yang
termasuk kedalam homoeterem, memiliki sekat jantung yang telah sempurna dimana
antara darah yang banyak mengandung O2 tidak lagi tercampur dengan darah yang
mengandung CO2. sehingga
pada allteri mengalir darah yang banyak mengandung O2 keseluruh tubuh dan terjadilah yang
namanya respirasi aerob dalam sel yang menghasilkan jumlah 38 ATP. Dari perombakan ATP
inilah panas tubuh diperoleh, oleh energi yag terbiaskan
dalam bentuk kalor. Dengan kata lain untuk menghangatkan tubuhnya
diperoleh dari panas tubuh dimana kalor yang dilepaskan.
Secara fisiologi pada hewan homoeterem ketika suhu tubuhnya meningkat melebihi batas normal, otomatis darah yang mengalir dalam pembuluh darah juga panas, menyebabkan pembuluh darah akan mengalami pelebaran sehingga darah mengalir dengan lancar. Pelebaran pembuluh darah ini akan berdekatan dengan kelanjar keringat disekitarnya. Darah yang panas mengalir pada pembuluh darah tersebut kemudian akan mempengaruhi kelenjar keringat untuk akan aktif dan akan mengeluarkan suatu sekret berupa keringat.
Secara fisiologi pada hewan homoeterem ketika suhu tubuhnya meningkat melebihi batas normal, otomatis darah yang mengalir dalam pembuluh darah juga panas, menyebabkan pembuluh darah akan mengalami pelebaran sehingga darah mengalir dengan lancar. Pelebaran pembuluh darah ini akan berdekatan dengan kelanjar keringat disekitarnya. Darah yang panas mengalir pada pembuluh darah tersebut kemudian akan mempengaruhi kelenjar keringat untuk akan aktif dan akan mengeluarkan suatu sekret berupa keringat.
Sedangkan
hewan yang termasuk dalam Poikiloterem, tidak dapat mengalirkan darah yang
mengandung O2 dengan lancar keseluruh tubuhnya dikarenakan darah tersebut
sebagian masih tercampur dengan CO2. Sehingga kebutuhan akan O2 dalam tubuh
untuk melakukan metabolisme kurang terpenuhi. Akibatnya, maka sel akan melakukan
respirasi annaerob yang menghasilkan 2 ATP saja untk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh. Sehingga panas tidak diperoleh
dari dalam tubuh melainkan dengan cara radiasi (berjemur), konveksi dan
induksi.