Senin, 27 Januari 2014

Perbedaan Telur Ayam Ras dan Ayam Burass


Secara morfologi, cangkang telur ayam ras dan ayam kampung memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh sifat genetik yang dibawa oleh induknya. Pada cangkang telur umumnya mempunyai banyak pori yang penting untuk pertukaran udara. Didalam cangkang terdapat selaput tipis, di salah satu ujung telur, selaput tidak menempel pada cangkang sehingga membentuk rongga udara. Rongga udara berfungsi sebagai sumber oksigen bagi embrio.

Untuk struktur anatomi dari ayam ras dan ayam kampung tersusun atas selaput vitelin, yolk, kalaza, albumen, blastodiskus.  Berbagai unsur anatomi itu memiliki fungsi-fungsi tersendiri. Dimana selaput vitelin merupakan selaput yang menutupi kuning telur, atau lebih tepatnya menyelaputi yolk dan germinal disekitarnya. Yolk (kuning telur) sebagai tempat persediaan atau cadangan makanan bagi embrio. Kalaza berfungsi untuk menahan kuning telur, supaya tetap pada tempatnya dan menjaga embrio agar tetap berada di bagian atas kuning telur. Albumen (putih telur) berfungsi untuk melindungi zigot atau embrio dari goncangan dan bahaya lain serta sebagai cadangan makanan. Balstodiskus disebut juga sel embrio, yang akan tumbuh menjadi individu baru.
Berdasarkan jumlah penyebaran yolk, telur dapat dibedakan dalam beberapa beberapa tipe, yakni isolesital, telolesital, megalesital dan sentrolesital. Telur isolesital (homolesital) merupakan tipe telur yang memiliki jumlah yolk sedikit dan tersebar merata dalam sitoplasma telur. Telur telolesital memiliki jumlah yolk yang lebih banyak dan penyebarannya tidak merata. Yolk terkumpul didaerah vegetal. Telur megalesital memiliki jumlah yolk yang sangat banyak sehingga inti dan sitoplasma terdesak ke permukaan telur. Telur sentrolesital merupakan tipe telur dimana yolk terhimpun pada bagian dalam dari telur dan sitoplasma telur terdapat sebagai selaput tipis pada permukaan telur dengan pulau-pulau sitolpasma dipusat telur.

Ada beberapa Faktor yang mempengaruhi bentuk telur, diantaranya faktor genetik dan umur induk. Induk yang baru mulai bertelur bentuk telur yang dihasilkan cenderung runcing dan memanjang, sedangkan induk yang semakin tua menghasilkan telur yang semakin ke arah bulat bentuknya.

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar