Teori sliding filament berawal dari adanya sinyal (ransangan), akan menyebabkan ion Ca bisa terikat pada troponin tropomiosin
dan mampu mengubah struktur konformasinya. Perubahan struktur konformasi toponin tropomiosin karena ion Ca ini
akan menyebabkan terbukanya daerah aktif tropomiosin yang tertutup oleh troponin.
Kemidian kepala miosin akan mampu berikatan dengan filamen aktin membentuk
aktomiosin atau jembatan silang. Perombakan ATP akan membebaskan energi yang
dapat menyebabkan miosin mampu menarik aktin ke dalam dan juga pemendekan otot.
hal ini terjadi di sepanjang miofibril pada sel otot. Miosin akan terlepas dari
aktin dan jembatan aktomiosin akan putus ketika molekul ATP terikat pada kepala
miosin. Pada saat ATP dipecah kepala miosin dapat bertemu lagi dengan aktin
pada tropomiosin. Proses kontraksi otot dapat berlangsung selama ada ATP dan
ion Ca. Pada saat impuls berhenti, maka ion Ca akan kembali ke retikulum
sarkoplasmik dan troponin akan kembali ke kondisi semula dan menutupi daerah
tropomiosin sehingga menyebabkan otot berelaksasi.
Jumat, 31 Januari 2014
Homoestatis
Proses pengaturan panas tubuh (Termoregulasi)
Proses
pengaturan panas tubuh berkaitan dengan struktur jantung yang dimiliki masing-masing hewan. Jika struktur jantungnya memiliki sekat yang telah sempura maka hewan
tersebut bersifat homoeterem (berdarah panas) & sebaliknya hewan yang belum
memiliki sekat yang sempurna pada jantungnya maka hewan tersebut termasuk
kedalam hewan Poikiloterem (berdarah dingin).
Hewan yang
termasuk kedalam homoeterem, memiliki sekat jantung yang telah sempurna dimana
antara darah yang banyak mengandung O2 tidak lagi tercampur dengan darah yang
mengandung CO2. sehingga
pada allteri mengalir darah yang banyak mengandung O2 keseluruh tubuh dan terjadilah yang
namanya respirasi aerob dalam sel yang menghasilkan jumlah 38 ATP. Dari perombakan ATP
inilah panas tubuh diperoleh, oleh energi yag terbiaskan
dalam bentuk kalor. Dengan kata lain untuk menghangatkan tubuhnya
diperoleh dari panas tubuh dimana kalor yang dilepaskan.
Secara fisiologi pada hewan homoeterem ketika suhu tubuhnya meningkat melebihi batas normal, otomatis darah yang mengalir dalam pembuluh darah juga panas, menyebabkan pembuluh darah akan mengalami pelebaran sehingga darah mengalir dengan lancar. Pelebaran pembuluh darah ini akan berdekatan dengan kelanjar keringat disekitarnya. Darah yang panas mengalir pada pembuluh darah tersebut kemudian akan mempengaruhi kelenjar keringat untuk akan aktif dan akan mengeluarkan suatu sekret berupa keringat.
Secara fisiologi pada hewan homoeterem ketika suhu tubuhnya meningkat melebihi batas normal, otomatis darah yang mengalir dalam pembuluh darah juga panas, menyebabkan pembuluh darah akan mengalami pelebaran sehingga darah mengalir dengan lancar. Pelebaran pembuluh darah ini akan berdekatan dengan kelanjar keringat disekitarnya. Darah yang panas mengalir pada pembuluh darah tersebut kemudian akan mempengaruhi kelenjar keringat untuk akan aktif dan akan mengeluarkan suatu sekret berupa keringat.
Sedangkan
hewan yang termasuk dalam Poikiloterem, tidak dapat mengalirkan darah yang
mengandung O2 dengan lancar keseluruh tubuhnya dikarenakan darah tersebut
sebagian masih tercampur dengan CO2. Sehingga kebutuhan akan O2 dalam tubuh
untuk melakukan metabolisme kurang terpenuhi. Akibatnya, maka sel akan melakukan
respirasi annaerob yang menghasilkan 2 ATP saja untk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh. Sehingga panas tidak diperoleh
dari dalam tubuh melainkan dengan cara radiasi (berjemur), konveksi dan
induksi.
Fisiologi Sistem Pernapasan
Pernapasan adalah proses keluar dan masuknya udara ke
dalam & keluar paru. Berbeda dengan respirasi, pernapasan terjadi pada tingkat organisme sedangkan respirasi terjadi dalam tingkat sel. Namun kedua hal ini selalu di samakan sedangkan pada dasarnya jelas berbeda. Suatu Organisme membutuhkan suply oksigen secara terus-menerus untuk proses respirasi
sel, dan membuang kelebihan karbondioksida sebagai limbah beracun produk dari
proses tersebut.
Pertukaran gas antara oksigen dengan karbondioksida dilakukan
agar proses respirasi sel terus berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan untuk
proses respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang menyediakan kandungan gas
oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen masuk kedalam tubuh
melalui perantaraan alat pernapasan yang berada di luar. Pada manusia, alveolus
yang terdapat di paru-paru berfungsi sebagai permukaan untuk tempat pertukaran
gas. Proses pembakaran zat makanan secara singkat: Zat Makanan(gula) + Oksigen à kabon doiksida + uap air + energy.
Pada hewan
tingkat rendah, tidak memiliki komponen pengikat O2 maka pernapasan hanya
berlangsung secara difusi.
- Pada serangga, sistem pernapasan menggunakan trakea. Sistem trakea ini dibangun dari struktur spirakel pada bagian dorsalnya. Udara masuk pada spirakel menuju ke dalam tabung-tabung trakea kemudian masuk ke trakeolus yang merupakan percabangan halus trakea serta mengandung suatu cairan yang terhubung kesemua organ-organ.
- Mekanisme pernapasan pada serangga, misalnya belalang, adalah sebagai berikut :
Jika otot perut belalang berkontraksi maka trakea meyempit
sehingga udara kaya CO2 keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang
berelaksasi maka trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan udara
menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di
luar yang kaya O2 masuk ke trakea.
- Pada golongan Pisces, alat pernapasan berupa insang
- Pada penyu pernapasan menggunakan paru-paru dan pada bagian kloaka yang terdapat lipatan-lipatan
- Pada amphibia, fase berudu bernapas dengan insang. Namun berbeda dengan insang ikan , insang pada berudu terletak diluar. Sementara untuk katak dewasa pernapasan menggunakan permukaan kulitnya, paru-paru, dan bagian rongga mulut.
- Mekanisme pernapasan pada katak dewasa : Dalam paru-paru terjadi mekanisme inspirasi dan ekspirasi yang keduanya terjadi saat mulut tertutup. Fase inspirasi adalah saat udara (kaya oksigen) yang masuk lewat selaput rongga mulut dan kulit berdifusi pada gelembung-gelembung di paru-paru. "Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut. Otot Sternohioideus berkonstraksi sehingga rongga mulut membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane. Setelah itu koane menutup dan otot rahang bawah dan otot geniohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru dan sebaliknya, karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan. Mekanisme ekspirasi adalah sebagai berikut. Otot-otot perut dan sternohioideus berkontraksi sehingga udara dalam paru-paru tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Celah tekak menutup dan sebaliknya koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot rahang bawah berkontraksi yang juga diikuti dengan berkontraksinya geniohioideus sehingga rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut maka udara yang kaya karbon dioksida keluar.
- Pada burung pernapasan dimulai dari Masuknya udara yang kaya oksigen ke paru-paru (inspirasi) disebabkan adanya kontraksi otot antartulang rusuk (interkostal) sehingga tulang rusuk bergerak keluar dan tulang dada bergerak ke bawah. Atau dengan kata lain, burung mengisap udara dengan cara memperbesar rongga dadanya sehingga tekanan udara di dalam rongga dada menjadi kecil yang mengakibatkan masuknya udara luar. Udara luar yang masuk sebagian kecil tinggal di paru-paru dan sebagian besar akan diteruskan ke pundi- pundi hawa bagian belakang sebagai cadangan udara. Udara pada pundi-pundi hawa dimanfaatkan hanya pada saat udara (O2) di paru-paru berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya. Saat sayap mengepak atau diangkat ke atas maka kantung hawa di tulang korakoid terjepit sehingga oksigen pada tempat itu masuk ke paru-paru. Sebaliknya, ekspirasi terjadi apabila otot interkostal relaksasi maka tulang rusuk dan tulang dada kembali ke posisi semula, sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar dari tekanan di udara luar akibatnya udara dari paru-paru yang kaya karbon dioksida keluar. Bersamaan dengan mengecilnya rongga dada, udara dari kantung hawa masuk ke paru-paru dan terjadi pelepasan oksigen dalam pembuluh kapiler di paruparu. Jadi, pelepasan oksigen di paru-paru dapat terjadi pada saat ekspirasi maupun inspirasi.
Fisiologi Hb hanya dapat mengikat O2 dan Co2
Jaringan
pada dasarnya selalu melaksananakan metabolisme dengan menghasilkan gas berupa
Co2 dan selalu memerlukan O2 untuk menjalankan metabolisme tersebut. Akibatnya,
kadar Co2 dalam jaringan semakin tinggi sementara itu jaringan membutuhkan O2
untuk metabolisme, sehingga O2 yang ada pada Hb disekitar jaringan secara
otomatis akan ditarik oleh jaringan untuk memenuhi kebutuhan akan O2, sehingga
konsentrasi Hb menjadi rendah sedang konsentrasi jaringgan tinggi. Untuk
menyeimbangi konsentrasi tersebut maka Co2 akan dilepas oleh jaringan dan
kemudian diikat oleh Hb tadi.
Pada
paru-paru pertukaran O2 dan Co2 secara fisiologi terjadi dimana Hb yang
cenderung mengikat O2 akan menarik O2 dari paru-paru, sehingga konsentrasi Hb
meningkat sedangkan pada bagian paru-paru mengecil, dan untuk menyeimbangi hal
tersebut, maka Hb akan melepaskan Co2 ke paru-paru sehingga terjadilah
pertukaran gas.
Fisiologi kontrol pernapasan
Dimulai
dari berlebihnya kadar CO2 dalam darah, maka CO2 akan diubah menjadi asam
karbonat sehingga akan memberi sinyal pada medula oblongata. Medula oblongata
kemudian akan memberi perintah pada organ-organ pernapasan untuk melakukan
kontraksi (inspirasi maupun ekspirasi)
Senin, 27 Januari 2014
Perbedaan Telur Ayam Ras dan Ayam Burass
Secara morfologi, cangkang telur ayam ras dan ayam kampung memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh
sifat genetik yang dibawa oleh induknya. Pada cangkang telur umumnya mempunyai
banyak pori yang penting untuk pertukaran udara. Didalam cangkang terdapat selaput tipis, di salah satu
ujung telur, selaput tidak menempel pada cangkang sehingga membentuk rongga
udara. Rongga udara berfungsi sebagai sumber oksigen bagi embrio.
Minggu, 26 Januari 2014
Fisiologi Sistem Koordinasi
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang
mengatur kerja semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem
koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya
untuk menaggapi rangsangan tadi. Setiap rangsangan-rangsanga yang kita terima
melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan
rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan.